Sera-Di Badai Asmara
Intermeso
Kalau cuma agak-agak,konon-konon dan juga telahan: Lebih Baik, Lebih Manis, Lebih Afdal Tutup Mulut Diam.
Tentang Diri
- Syaidul Azam Bin Kamarudin
- Leluhur, tanah kelahiran di Parit, Perak Darul Ridzuan. Berkhidmat sebagai guru sebelum bertugas sebagai Pegawai Perancang Bahasa di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP). Pernah bertugas di Bahagian Pengembangan Bahasa Sektor Swasta, DBP Kuala Lumpur (1 tahun), DBP Wilayah Timur, Kota Bharu, Kelantan (7 tahun). Dan kini bertugas di DBP Wilayah Selatan, Johor Bahru, Johor. Menulis puisi, cerpen dan artikel. Karya kreatif tersiar di Mingguan Malaysia, Berita Minggu, Dewan Sastera, Pelita Bahasa, Dewan Bahasa, Tunas Cipta, Wanita, Berita Perak, CAP,dll. Sajaknya Waktu Emas memenangi tempat pertama pertandingan menulis puisi kualiti anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka. Cerpennya Tiga Jalur Kasih memenangi hadiah penghargaan dalam Hadiah Sastera Kumpulan Utusan (HSKU) pada tahun 2009 kategori cerpen remaja dan telah diterbitkan dalam antologi cerpen berjudul Batu-Batu di Jalanan dan Puisi Setia Bahasa memperoleh hadiah saguhati dalam Sayembara Menulis Puisi Negeri Johor. Pada tahun 2012 terpilih mengikuti Program Penulisan Sasterawan Muda MASTERA (Majlis Sastera Antarabangsa) XV di Anyer Banten Indonesia. Meminati fotografi dan muzik.
13.3.13
15.10.12
Konvokesyen UPM ke 36 (Master of Arts)
9.6.11
HOBI
FOTO OLEH:SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
21.4.11
TAMAN NEGARA JOHOR- ENDAU ROMPIN SELAI
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
FOTO OLEH: SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
15.3.11
HALAMAN SUMPAH
induk membentuk siur
lembangan subur
terusan leluhur.
Kuharap nanti bisalah
kau melatar tumbuh segar
pada kelopak kuntum
berputik sakti cepu ilmu mengharum
namun, maaf jua kauterima
saat gagal memelihara puspa pusakamu
menjalar seriosa asing
kau terpanah dusta berpaling
tanpa senyum
di dada
segunung lahar nestapa.
(Masih terasa seluruh tubuh kaku
tusukannya pedih pilu.)
Prahara berduri
penjarah hati
beristikrar keramat abadi
akal budi pernah kauasuh
kini mencabarbunuh
tunas cinta
dan segala.
Renungilah tafsir sejarah
berbuah kifarah khazanah
kasih yang terpunggah
di halaman sumpah.
SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
PULAI INDAH, JOHOR.
MINGGUAN MALAYSIA
13 MAC 2011
8.10.10
INSAN MELAYU
Insan Melayu mengukuh jati diri
amalan di rohani nilai terpuji
cuba menghindar segala yang keji
penuh hikmah berhati-hati.
Tabah, berani, hormat menghormati
akal budi tunjang abadi
peradaban Melayu khazanah diri
tetap berkilau menghiasi peribadi.
Wira Melayu suci fikiran
ingin dijauhi kepentingan sendiri
berjiwa pejuang, cinta kebenaran
laksamana bangsa ingin kucari.
Sejarah panjang sebuah persuratan
berakar bestari berpohon sejahtera
menjana ilmuan zaman berzaman
Minda Melayu memperkasa bangsa.
Melayu insanku
dari senjata kebenaran
bangkitlah bersaksi
menewas seteru Melayu
membunuh cemburu-nafsu
hidup dalam sanubarimu
sekian waktu.
Aku Melayu merindu
agung dalam saf juang yang satu
teguh berpadu menakhoda zaman
cekal merentas badai cabaran.
SYAIDUL AZAM KAMARUDIN
Pulai Indah, Johor.
Mingguan Malaysia
29.8.10
5.5.10
Fajar Bahasa
Puisi terkini tersiar dalam Majalah Dewan Bahasa, Mei 2010. Terima kasih tuan editor (Encik Zaidi Ismail) kerana sudi menyiarkan puisi ini.
9.2.10
14.1.10
Rakan
-
-
2 years ago
-
-
6 years ago
-
6 years ago
-
-
9 years ago
-
10 years ago
-
10 years ago
-
-
12 years ago
-
12 years ago
-
-
13 years ago
-
13 years ago
-
13 years ago
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-